GEOGRAFIS
Kecamatan Suliki merupakan salah satu Kecamatan dari 13 Kecamatan di Kabupaten Limapuluh Kota yang terletak di antara 0 derjat 08” Lintang Utara dan 100 derjat 39’03” Lintang Selatan, dengan luas wilayah 136,94 Km2 yang berarti 4,08 % dari luas daratan Kabupaten Limapuluh Kota yang luasnya adalah 3.354,30 Km2 dengan 6 nagari dan 32 jorong.Rincian luas nagari dari terluas adalah :
- Nagari Suliki 52 Km2 dengan 5 jorong,yaitu:1)Limbanang Baruah,2)Ekor Parit, 3)Saut, 4)Penago, 5)Kampuang Dalam
- Nagari Tanjung Bungo 29,46 Km2 dengan 4 jorong,yaitu: 1)Lancaran, 2)Kubu Tangah, 3)Karek Hilir 4)Batu Linjuang
- Nagari Sungai Rimbang 20 Km2 dengan 8 jorong,yaitu ; 1) Sialang, 2) Batu Bauk, 3)Damar Tinggi, 4) Tanah Tingkah, 5)Ateh Koto,6)Lombah, 7)Tanah Longiah, 8)Asam Panjang
- Nagari Kurai 20 Km2 dengan 3 jorong,yaitu :1) Kurai, 2) Botuang, 3) Mudiak Liki
- Nagari Limbanang 8,20 Km2 dengan 5 jorong,yaitu: 1)Limbanang Baruah,2)Ekor Parit, 3)Saut, 4)Penago, 5)Kampuang Dalam
- Nagari Andiang 7,20 Km2 dengan 4 jorong,yaitu :1)Siboka, 2)Padang Bunga, 3)Simpang Limo, 4)Kampung Baru
TOPOGRAGI
Topografi Kecamatan suliki berbukit dan bergelombang dengan tinggi tempat terendah di atas permukaan laut (dpl) berada Limbanang (548 m dpl) dan tertinggi adalah Bukit Pintu Angin ( Bukit perbatasan dengan Kecamatan Tilatang Kamang, Agam) Kenagarian Kurai (1664 m dpl) Kecamatan Suliki daratannya dialiri oleh Batang Sinamar dengan anak sungai/bandar airnya adalah sebagai berikut : B. Suliki, B. Panjang, B. Liki, B. Gosan, B. Sipinang,B.Limpali, B.Pandam ,B. Saut,B. Lurah Pak Kacang,B. Lubuk Tajam, B. Titian Batu, B. Tingi, B.Lereng, B. Kerak Hilir, B. Lancaran yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber pengairan, perikanan , keramba dan pengambilan bahan galian C (sirtukil)
SEJARAH MENURUT TAMBO
Dalam Tambo disebutkan bahwa wilayah Kecamatan Suliki merupakan bagian dari wilayah Kampar Kanan. Disebutkan bahwa kampar kanan terbagi atas wilayah: 1. Di Hulu “Tungku nan Tigo “ (Limbanang,Koto Laweh,Koto Tangah,Koto Tinggi, Sungai Dadok, Sungai Naniang ) dan Mahek sebagai pematang Ranah Koto Kampar 2. Di Ulak ” Koto Nan Anam” ( Pangkalan, Koto Alam, Manggilang, Gunung Malintang, Tanjung Balit, dan Tanjung Pauh) 3. Di Tangah “Kapua nan IX” (Tanjung, Muara Takus, Pongkai,Koto Lamo, Koto Bangun, Sialang, Durian Tinggi, Kapua dan Lubuak Alai) Adapun Kampar Kanan berninik nan berempat, yaitu : Dt. Bandaro di Mahek, Dt. Majo Indo di Koto Laweh, Dt. Siri di Mungka ,Dt. Rajo Di Balai di Muaro Takus. Apabila terjadi perkara di V Koto Kampar Bangkinang pertama dilaksanakan rapat di Balai Tanah, apabila tidak selesai dilaksanakan di Pasir Merabau, dan apabila tidak kunjung juga selesai maka baru dibawa pada ninik nan berempat oleh Dt. Sibijayo dari Pangkalan Koto Baru, dan di bawa pula ke pada Dt, Tan Aduh di Koto Laweh, terus ke Dt. Siri di Mungka dan akhirnya sampai ke Balai Gadang Payakumbuh.
ZAMAN BELANDA Dizaman Belanda Kecamatan Suliki bernama Kecamatan Puar Datar dan Mahek , Kabupaten Limapuluh Kota dengan ibu Kecamatannya Suliki, yang terdiri dari Tiga Kelarasan yakni : Kelarasan Suliki, Koto Laweh, dan Mahek dengan kepala pemerintahan sebagai berikut : Kontroler bernama C.Schultz/AJH Hamerster,Jaksa bernama Rasad Dt. Gunuang Ameh, Ajung Jaksa adalah Mulana Sutan Mahyudin dan Penghulu bernama Candu Tuanku Mantari. Sedangkan nama Tuanku Larehnya adalah sebagai berikut : Lareh Suliki Tipak Dt. Nan Angek, Lareh Koto Laweh Arab Rajo Mangkuto dan Kelarasan Mahek Raman Dt. Hijau Setelah perubahan administrasi pemerintahan Sumatera Barat, Kelarasan dihapus pada bulan Nopember 1914, maka Suliki merupakan salah satu Onderafdeling dari Afdeling Limapuluh Kota
Afdeling Limapuluh Kota mempunyai 4 Onderafdeling yaitu : Onderafdeling Payakumbuh, Suliki, Pangkalan Koto Baru dan Bangkinang). Onderafdeling Suliki terbagi 3 distrik,yaitu distrik Suliki (Kelarasan Suliki dan Mahek),distrik Koto Laweh dan distrik Guguk ( Kelarasan Guguk dan Mungka) yang dipimpin oleh Demang Arab Rajo Mangkuto . Distrik Suliki dan Koto Laweh langsung dibawah demang Suliki sedangkan distrik Guguk dipimpin oleh asisten Demang Said Dt. Cumano di Dangung-dangung.
ZAMAN KEMERDEKAAN
Pada awal kemerdekaan Suliki dipimpin oleh demang Arisun yang diangkat oleh Residen Ke II Sumatera Barat Rusad Dt. Perpatiah Nan Baringek pada tanggal 23 Januari 1946 . Dengan adanya peristiwa Agresi Belanda II tahun1948-1949 maka Kecamatan Suliki di Bagi dua , yaitu Gunung Mas dengan Camat Meliternya H. Abdul Aziz dan Suliki Dt. Rajo Malano Setelah Agresi Belanda II ,berdasarkan instruksi Gubernur Meliter Sumatera Tengah No.10/GM/ST/49 tanggal 9 Nopember 1949 maka Gunung Mas dan Suliki diberinama Kecamatan Suliki Gunung Mas. Sehubungan luasnya wilayah Kecamatan Suliki Gunung Mas maka pada Tahun 1985 dibuat Perwakilan Kecamatan Suliki Gunung Mas di Koto Tinggi dan setahun kemudian dibuat pula Perwakilan Kecamatan Suliki Gunung Mas di Bukik Bulek.
Kemudian berdasarkan Perda No 14 Tahun 2001 tanggal 29 Oktober maka kembali dengan nama Kecamatan Suliki dengan camat-camatnya sejak tahun 1950 sebagai berikut : A. Dt. Rajo Malano, Aziz Rasyid, Johan Syafril, RB. Dt.Rajo Penghulu nan Kuniang, A. Dt. Rajo Malano, Hardi Zen .BA, Syafii Bakar.BA, Muzahar Abdulah.BA, Yohanes Dahlan.BA, Syafruudin Gindo.BA, Drs. Erman de Guci, Drs, Helmi Eriwadi,Drs. Herminas, Drs. Don Adonis, Drs.Ridwan, Drs. Syafwan Rahmat Bendang dan Iddarussalam.S Sos (Januari 2003- 2004), Yasri Karimi, BA (2004-2005), Arianto, S.Sos (2005-2008),Drs. Syaiful ( Jan 2009- Maret 2010), Muslim (maret 2010-Nopember 2010, Harman,Amd (Nop 2010-sekarang)
AGAMA
Untuk menunjang kehidupan beragama di Kecamatan Suliki terdapat fasilitas tempat ibadah berupa Masjid (21 buah), Mushala (29 buah),dan Langgar (17 buah) . Masyarakatnya 100 % memeluk agama Islam. Jumlah ulama 13 orang, mubalig 43 orang, penyuluh agama 10 orang dan khatib 21 orang
KEPENDUDUKAN
Jumlah Penduduk Kecamatan Suliki adalah 14.194 jiwa yang terdiri dari Laki-laki 6.893 jiwa dan Perempuan 7.301 jiwa dengan sex ratio 94,41 % dan tingkat kepedatan penduduk 104 jiwa/Km2. Dengan jumlah rumah tangga 4.040. Sumber mata pencaharian masyarakat Suliki mayoritas sebagai petani baik sebagai petani sawah/kebun/ternak dan ikan yang mencapai 87 %, pedagang dan jasa 10 %, dan lainya 3 %.
PENDIDIKAN
Sarana pendidikan di Kecamatan Suliki yang telah tersedia sejak tingkat pendidikan TK sampai SLTA. Sarana pendidikan TK berjumlah 12 (dua belas) unit. Sarana pendidikan SD tersebar disemua nagari berjumlah 22 (dua puluh dua) unit dan MIN 1 unit Untuk tingkat pendidikan SLTP Negeri/swasta 2 (dua) unit dan MTs 1 unit. Dan untuk tingkat pendidikan SLTA/SMK berjumlah 1 (satu) unit. MAN/MAS 1 unit. Dan SLB 1 unit.
KESEHATAN
Dibidang kesehatan, fasilitas dan sarana kesehatan di Kecamatan Suliki memadai. Untuk melayani 5 nagari terdapat 1 RSUD, 1 unit Puskesmas , 5 unit Puskesmas Pembantu (Pustu) , Polindes 8 unit dan Posyandu 37 unit. Adapun tenaga medis yang terdapat di kecamatan ini terdiri dari 10 orang dokter umum, 3 orang dokter gigi, perawat umum 38 orang, perawat gigi 5 orang, dan 11 orang bidan.
Potensi Kecamatan Suliki
TANAMAN PADI SAWAH, TERNAK SAPI, IKAN, BATUAN GRANIT DAN SITUS KEBUDAYAAN
PERTANIAN DAN PERKEBUNANDalam Bidang Pertanian Nagari Sungai Rimbang dengan sumber pengairan yang cukup berpotensi untuk penangkar benih padi sawah, dan memiliki Luas sawah 1.195 Ha dengan luas panen berkisar 3.226 Ha pertahun dengan produksi 15.613,84 ton pertahun tersebar di 5 nagari. Lahan keringnya sangat potensial dikembangkan dengan tanaman jagung dan ubi kayu, jeruk,mangis.cengkeh, coklat, kulit manis dan tembakau.
PETERNAKAN DAN PERIKANAN
Sapi merupakan hewan ternak besar yang paling banyak terdapat di Kecamatan Suliki dengan populasi ternak Sapi adalah 2.634 ekor, Kerbau 1.702 ekor, Kambing 1.025 ekor . Selain itu, jenis unggas yang paling banyak terdapat adalah Ayam petelur 107.500 ekor, Ayam Buras 35.320 ekor dan Itik 10.000 ekor. Sementara luas Kolam adalah 60,51 ha dengan produksi 818,37ton/tahun, Luas Budidaya Ikan di Sawah 598 Ha dengan produksi 83,24 ton/tahun , luas penangkapan ikan diperairan umum dengan luas 116 ha dengan produksi 11,08 ton/tahun.
PERTAMBANGAN
Bidang Pertambangan Kecamatan ini mempunyai bebrapa potensi seperti, batuan Granit ter terdapat di Sungai Rimbang. Granit adalah batuan beku yang bersifat asam dan mempunyai kristal-kristal yang kasar . Secara umun batuan ini dapat digunakan sebagai batu belah untuk bahan bangunan, tetapi apabila ronanya bagus dapat digu-nakan untuk ornamen lantai/dinding. Batuan Kuarsit terdapat di Sialang Nagari Sungai Rimbang yang dapat dimanfaatkan sebagai batu pecah,split dan untuk bahan kontruksi lainnya. Batuan Andesit terdapat di Penago Nagari Limbanang dan di Nagari Kurai. Bahan Galian Sabastone terdapat di Sialang Nagari Sungai Rimbang. Sabastone adalah batuan yang mengandung kuarsa dan feldsfar. Bahan ini biasa dipakai untuk pembuat-an keramik setelah dicampur dengan bahan lain seperti pasir kuarsa dan lempung.Batu Gamping terdapat di Sungai Kambing Nagari Sungai Rimbang dan dipingiran jalan Suliki- Koto Tinggi. Bahan Galian jenis Sirtukil terdapat di sepanjang Batang Sinamar dan anak sungai lainnya .Bahan Tambang Batu permata terdapat di Sungai Rimbang sehingga Nagari Sungai Rimbang dikenal juga dengan pengrajin Batu Aji.
KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
Di Nagari Suliki terdapat sebuah artifak yaitu “Balai Batu” tempat bermusyawarah ninik moyang diwaktu pertamakali datang ke daerah Suliki. Di Nagari Limbanang mempunyai situs Kebudayaan ,yaitu “ Batu Sandaran Niniak” di Limbanang dan “ Batu menggigil” di Penago.Permainan anak nagari Kecamatan Suliki mempunyai Pencak Silat,Randai, Talempong,Saluang, Tari Gelombang dan Rebana
PASAR
Untuk memasarkan hasil petanian serta membeli keperluan harian di Kecamatan Suliki mempunyai Pasar di Suliki dan Pasar Serikat di Limbanang yang dibangun pada tahun 1978 dan kemudian dijadikan pasar Inpres. | http://www.limapuluhkotakab.go.id/kecamatan/3/suliki.html |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar